Kulon Progo – Fspkep.id | Senin 20 Januari 2025, Petani Kolang – Kaling Hadiri Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Potensi Hutan Rakyat Bersama Mahasiswa UGM Yogyakarta.
Namanya adalah Pawit (53) Ibu rumah tangga asal Desa Pengos B, Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo Ini berhasil membuka usaha pengolahan buah Aren (Arenga pinnata).

Pohon Aren berasal dari keluarga palma. Jadi pohon ini masih bersaudara dengan kelapa, sawit, kurma, lontar, pinang, dan masih banyak lagi.
Karena keberhasilan beliau dalam menciptakan UMKM di desanya, beliau di panggil sebagai Narasumber untuk menjelakan bagaimana pengolahan buah Aren dengan benar.

“Tetapi untuk mendapatkan kolang-kaling, tidak semudah mendapatkan daging kelapa atau lontar. Di mana orang hanya perlu membuang kulit serabutnya, membelahnya, lalu mengambil dagingnya”. Ungkap Pawit dalam Sambutannya.
Untuk mendapatkan buah kolang-kaling perlu tahapan lebih banyak.

Pilih buah aren yang tepat, yaitu yang masih setengah matang. Buah aren yang setengah matang itu dapat dikenal dari kulit buahnya yang terlihat hijau segar. .setelah menemukan buah aren tersebut kemudian buahnya dipisahkan dari tangkai satu per satu.

Proses pengolahan selanjutnya adalah pembakaran. buah aren tersebut dibakar yang bertujuan untuk menghilangkan getahnya. Sebab jika getah pada buah aren tidak dihilangkan akan terasa gatal jika terkena kulit.Pembakaran dapat dilakukan selama kurang lebih setengah jam.

Setelah itu, buah aren diolah dengan cara direbus. Proses perebusan ini memiliki tujuan yang sama seperti proses pembakaran, yaitu untuk menghilangkan getah pada buah arennya. Pada proses perebusan buah aren ini bisa dilakukan sekitar satu hingga dua jam lamanya.
Setelah buah aren dingin, bisa langsung dikupas untuk diambil daging buahnya. Adapun cara mengupas buah aren itu dilakukan satu persatu menggunakan pisau. Buah itulah yang dikenal banyak orang dengan sebutan kolang-kaling.

Setelah di kupas satu persatu Kolang-kaling harus melewati proses terakhir, yaitu. Sebelum direndam, kolang-kaling lebih dulu dicuci bersih dengan air, baru setelah direndam. Untuk merendamnya tidak menggunakan air biasa, melainkan menggunakan air yang dicampur kapur. Proses perendaman dengan air kapur itu dilakukan selama dua hingga tiga hari. Bertujuan untuk membuat tekstur kolang-kaling menjadi kenyal. Sehingga dapat diolah menjadi berbagai hidangan.
“Mari kita Manfaatkan Hasil Hutan Rakyat menjadi Komoditas pangan bernilai tinggi ,” tegasnya. [imam]
Leave a Reply