Pemanasan Global Ancam Keselamatan dan Kesejahteraan Pekerja

Cikarang, Fspkep.id | Pemanasan global yang semakin meningkat membawa dampak nyata bagi kehidupan para pekerja, terutama di sektor informal, manufaktur, pertanian, hingga konstruksi. Suhu ekstrem, cuaca tidak menentu, dan peningkatan frekuensi bencana alam kini menjadi ancaman langsung terhadap keselamatan kerja, produktivitas, dan kesejahteraan buruh.


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat kenaikan suhu rata-rata di Indonesia sebesar 0,8°C dalam tiga dekade terakhir. Di saat bersamaan, para pekerja lapangan harus menghadapi risiko dehidrasi, heat stroke, dan kelelahan akibat kerja fisik di bawah paparan panas ekstrem.
Dalam Wawancara dengan awak media Fspkep.id dengan Makhfudoly, Buruh-buruh di lapangan, terutama pekerja konstruksi dan sektor pertanian, adalah kelompok paling rentan terhadap dampak pemanasan global,” ungkap Makhfudoly Wakil Ketua Bidang Sosial & Ekonomi DPC FSPKEP KSPI Kabupaten Bekasi. Mereka bekerja dalam kondisi cuaca yang ekstrem tanpa perlindungan memadai dan minim perhatian dari kebijakan ketenagakerjaan nasional.
Selain itu, perubahan iklim menyebabkan gangguan terhadap rantai pasok dan produktivitas industri. Banjir dan kekeringan mempengaruhi hasil panen, mengganggu aktivitas pabrik, dan pada akhirnya dapat menyebabkan PHK massal atau pengurangan jam kerja.


Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dalam laporannya tahun 2024 menyebut bahwa pada tahun 2030, dunia berpotensi kehilangan hingga 2,2% jam kerja produktif secara global akibat stress panas yang disebabkan oleh perubahan iklim setara dengan hilangnya 80 juta pekerjaan penuh waktu.
Untuk itu, serikat buruh mendesak pemerintah dan pelaku usaha agar menerapkan transisi energi yang adil (just transition) dengan melibatkan pekerja dalam perencanaan kebijakan lingkungan dan perlindungan sosial yang adaptif. Perusahaan juga diminta memastikan standar keselamatan kerja yang ramah iklim, seperti penyediaan air minum, ruang istirahat berpendingin, dan fleksibilitas jam kerja saat cuaca ekstrem.
Perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan, tapi isu kelas pekerja. Buruh harus jadi bagian dari solusi, bukan korban dari krisis iklim,tegas Makhfudoly. (uje)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *