 |
| Peserta BASF Yang Ada Di Seoul |
Media Fspkep. SEOUL | BASF Trade Union Asia Pacific Network Conference diadakan di Seoul Korea Selatan Adalah Perusahaan Kimia terbesar Di Dunia, Yang Berkantor Pusat Di Jerman, Mengoperasikan Fasilitas Produksi Di 80 Negara.[ 7 - 9 Nopember 2022 ]
BASF Trade Union Asia Pacific Network, yang diluncurkan pada tahun 2000 dengan pertemuan pertama di Gwangju, adalah jaringan serikat pekerja tingkat pabrik dari Korea, Indonesia, India, dan Malaysia yang berpartisipasi untuk bertukar informasi tentang kegiatan serikat pekerja, hubungan manajemen tenaga kerja, kondisi kerja, dan kebijakan perusahaan. Kami telah membahas penanggulangan bersama di tingkat serikat dagang.
Dalam konferensi Seoul ini, dihadiri oleh sekitar 20 serikat pekerja dari 10 pabrik di empat negara, Korea,India, Malaysia, dan Indonesia diwakili :
1. Irma Chahyani dari BASF Cilegon
2. Edy Sulistyo BASF Cilegon
3. Syaifudin BASF Kota Depok
4. Agus BASF Cengkareng
5. Zae Agung Dpp Fspkep
Isu pengakuan majikan atas kegiatan serikat pekerja dan serikat pekerja disorot. Dalam kasus BASF di Korea, tidak ada masalah dalam menjamin kebebasan berserikat dan hak untuk tawar-menawar kolektif, tetapi di India dan Malaysia, majikan masih ditemukan melanggar otonomi serikat pekerja dan mengganggu kegiatan serikat pekerja. Khususnya, di India, para majikan tidak menjamin cuti kepada para pejabat serikat pekerja yang berpartisipasi dalam rapat serikat pekerja dan di Malaysia, kasus penolakan terhadap pemimpin serikat pekerja penuh waktu dan kantor serikat pekerja dilaporkan.
Isu kedua adalah praktik penggunaan kebijakan keselamatan kerja perusahaan sebagai sarana pengendalian pekerja dan serikat pekerja oleh perusahaan. Karena kebijakan perusahaan menghubungkan keselamatan dan kesehatan dengan evaluasi kinerja, bahkan jika kecelakaan terkait keselamatan dan kesehatan yang sebenarnya terjadi, itu menunjukkan bahwa itu tidak dilaporkan dengan benar karena kekhawatiran tentang dampak negatif pada evaluasi kinerja pabrik.Standar internasional yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan, termasuk Konvensi Organisasi Buruh Internasional
(ILO), menekankan tanggung jawab perusahaan sambil menjelaskan bahwa keselamatan dan kesehatan adalah hak bagi pekerja dan tugas bagi majikan. Namun, ada kasus di mana kewajiban keselamatan dan kesehatan diberlakukan secara sepihak pada pekerja, bukan majikan, ketika kebijakan perusahaan benar-benar dilaksanakan.
Isu ketiga terkait dengan pengungkapan informasi dasar perusahaan seperti laporan keuangan dan kebijakan investasi. Kantor pusat BASF jelas berkomitmen untuk mematuhi Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional, yang menetapkan kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan informasi sebagai kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan.
Meskipun demikian, informasi tidak disediakan dengan baik dibanyak pabrik di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Korea, Indonesia, India, dan Malaysia. Kasus di India dan Malaysia telah dilaporkan di India dan Malaysia di mana majikan telah gagal memberikan informasi kepada serikat pekerja, menyebabkan ketidakstabilan dalam hubungan manajemen tenaga kerja dan ketidakmampuan untuk saling percaya karena kegagalan untuk mendiskusikan kebijakan perusahaan dengan benar.
BASF, sebuah perusahaan kimia Jerman, dianggap sebagai contoh terbaik di dunia dalam tanggung jawab sosial perusahaan dan kebijakan hubungan industrial. BASF telah menekankan pentingnya standar internasional terkait tanggung jawab sosial perusahaan, seperti Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional, Kompak Global Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pedoman Kegiatan Bisnis dan Hak Asasi Manusia PBB. Kami telah berjanji untuk setia mematuhi standar internasional di situs bisnis kami di Jerman maupun di seluruh dunia.
Sementara itu, kegiatan serikat pekerja BASF di Korea, di mana serikat pekerja kantor dan enam serikat pabrik berkumpul untuk membentuk sebuah dewan, dinilai sebagai kasus teladan oleh peserta di kawasan Asia-Pasifik.
Jin Gwang Song, ketua Serikat Dagang BASF di Korea, mengatakan, "Kami akan melakukan yang terbaik untuk mematangkan hubungan manajemen-pekerja BASF di Korea ke tingkat berikutnya dengan mengembangkan kegiatan dewan manajemen-pekerja dan komite keselamatan dan kesehatan kerja, yang tetap berada di tingkat pabrik, ke tingkat nasional. " Dia berjanji.BASF Korea, dengan 1.200 karyawan di Korea, memiliki pabrik produksi dan pusat penelitian di Yeosu, Ulsan, Gunsan, Ansan, Yesan, dan Kycheon.
Di akhir pertemuan, peserta pertemuan BASF Trade Union Network mengatakan bahwa meskipun kebijakan perusahaan dan standar internasional baik, kegiatan otonom serikat pekerja dan hubungan manajemen tenaga kerja yang matang hanya akan menjadi 'lip service' jika tidak ada 'lip service'. Mereka setuju bahwa BASF adalah masalah utama bagi pengembangan serikat pekerja. Untuk itu, diputuskan untuk membangun sistem penghubung untuk berbagi bisnis dan pengalaman serikat buruh di setiap negara, dan berbagi perjanjian kolektif melalui pertemuan internet biasa.
