Didi Suprijadi Ketua Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Partai Buruh |
JAKARTA | Media Fspkep. Tulisan Thema Perubahan Iklim dalam rangka Hari Guru Nasional tahun 2022 dan HUT ke 77 PGRI
Sudah disampaikan pada tulisan sebelumnya, bahwa pendidikan bagian penting dalam menghadapi perubahan iklim. Komponen pendidikan sendiri terdiri dari penyelenggara pendidikan,sarana prasarana pendidikan serta pendidik dan tenaga kependidikan.
Pendidikan bisa diselenggarakan oleh pemerintah bisa juga oleh masyarakat. Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat bisa dalam bentuk yayasan, perkumpulan maupun organisasi masyarakat.
Organisasi masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan seperti organisasi Muhammadiyah,NU, Syarikat Islam, Majelis Pendidikan Kristen/Katholik, PGRI dan lainnya.
Menghadapi perubahan iklim melalui dunia pendidikan, dalam tulisan ini akan diuraikan peran dan tugas dari penyelenggara pendidikan, dalam hal ini peran pemerintah,peran masyarakat dan Guru.
Untuk penyelenggara pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat, dalam tulisan ini memilih diwakili oleh organisasi guru PGRI, dalam hal ini bukan berarti organisasi masa Guru lain tidak ada perannya.
Kenapa PGRI?
PGRI disamping merupakan organisasi masa persatuan guru, sekaligus organisasi perkumpulan yang menyelenggarakan pendidikan.
PGRI merupakan organisasi guru tertua di Indonesia,lahir 25 Nopember 1945 di kota Solo. PGRI organisasi besar dengan anggota jutaan orang serta mempunyai ribuan lembaga pendidikan dari jenjang sekolah hingga Perguruan tinggi yang keberadaannya tersebar di tiap kota dan kabupaten seluruh Indonesia.
Jati diri PGRI adalah sebagai organisasi profesi, perjuangan dan serikat pekerja. Sebagai organisasi perjuangan artinya bagaimana PGRI memperjuangkan kemerdekaan, mempertahankan serta mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
PGRI bersama guru dan pemerintah mengisi kemerdekaan melalui dunia pendidikan dengan kegiatan upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, menghadapi perubahan iklim.
Tugas ,peran dan fungsi apa saja yang diharapkan dilakukan oleh pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan, PGRI sebagai organisasi perjuangan dan Guru sebagai pendidik dalam rangka menghadapi perubahan iklim.
Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan pengurangan emisi gas rumah kaca dalam rangka menghadapi perubahan iklim, kita mulai dengan *GERAKAN PENDIDIKAN PERILAKU HEMAT ENERGI*
Gerakan mendidik perilaku hemat energi perlu dicanangkan oleh pemerintah,PGRI dan Guru melalui dunia pendidikan. Gerakan ini sebagai salah satu upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.
Dengan gerakan perilaku hemat energi diharapkan,
Setidaknya 30 persen sekolah di Indonesia mengurangi konsumsi listrik tahunan hingga 20 persen pada tahun 2030.
Begitu juga Bangunan komersial ekseting setidaknya 30 persen telah mengurangi konsumsi listrik tahunan hingga 30 persen pada tahun 2030.
Target tercapai manakala setidaknya penduduk Indonesia mempraktekkan langkah langkah penghematan energi.
Apa peran pemerintah dalam pendidikan perilaku hemat energi?
Pemerintah pusat, Pemerintah provinsi dan Pemerintah kabupaten/ kota bisa bekerjasama dengan Universitas, Akademisi dan atau organisasi masyarakat, dalam menyusun dan mengembangkan materi materi komunikasi informasi dan edukasi tentang perilaku hemat energi.
Pemerintah dapat menyelenggarakan kampanye dan loka karya tentang langkah langkah penghematan energi untuk ruang publik, gedung dan sekolah . Menyelenggarakan kompetisi hemat energi antar instansi pemerintah dan sekolah bekerja sama dengan lembaga non pemerintah dan swasta.
Apa peran PGRI dalam pendidikan perilaku hemat energi?
PGRI bersama pengurus provinsi kabupaten/ kota dapat menyelenggarakan kampanye, lokakarya tentang langkah langkah penghematan energi di rumah, sekolah dan kantor.
Berpartisipasi aktif dalam kampanye penghematan energi seperti mengeluarkan kebijakan internal untuk mematikan lampu saat istirahat kantor, mematikan lampu saat makan siang, mematikan lampu saat pulang kerja dan ikut serta kampanye perilaku penghematan energi yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Apa peran Guru dalam mendidik perilaku hemat energi?
Guru dapat berpartisipasi aktif dalam mempromosikan dan mengadopsi pembelajaran tentang hemat energi yang diselenggarakan oleh PGRI maupun pemerintah.
Guru baik secara pribadi maupun sebagi anggota masyarakat berpartisipasi aktif dalam kampanye penghematan energi yang diselenggarakan oleh PGRI maupun pemerintah.
Guru ikut serta dalam penyelenggaraan kampanye _Earth Hour_ ( gerakan memadamkan listrik selama satu jam, biasanya dilakukan tiap akhir Bulan Maret serentak di 192 negara) di komunitas organisasi PGRI, sekolah maupun masyarakat.
Ada beberapa contoh kegiatan sederhana hemat energi yang sudah diterapkan oleh masyarakat seperti
1. Penggunaan lampu hemat energi
2. Pilih barang elektronik yang ramah lingkungan
3. Cabut colokan listrik yang tidak digunakan
4. Mematikan peralatan elektronik dan lampu bila tak terpakai dan 5. Tidak mengisi daya baterai terlalu lama, dll.
Masih banyak contoh contoh kegiatan yang mendidik perilaku hemat energi yang dilakukan oleh pemerintah, PGRI maupun Guru.
Dengan pendidikan perilaku hemat energi, yang dimulai dengan pemberian pengetahuan, pengertian maka akan timbul kesadaran, bila dilakukan terus menerus maka akan terjadi perubahan kultur dan jadilah budaya. Budaya perilaku hidup hemat energi. Semoga