PESERTA WORKSHOP 38 PEMIMPIN PEREMPUAN |
Bogor | Mediafspkep. Sebanyak 39 pemimpin perempuan dari berbagai serikat
pekerja Indonesia hadir dalam Workshop Rencana Kerja Bersama Ratifikasi
Konvensi ILO 190 dengan penyelenggara dari Public Services International (PSI)
bekerja sama dengan Mondiaal FNV dan SASK Finlandia. Acara ini berlangsung dari
tanggal 14 hingga 16 Agustus 2024 di 5G Resort, Cijeruk, Bogor. Pertemuan ini
menjadi wadah penting untuk bertukar informasi, pandangan, dan pengalaman dalam
advokasi ratifikasi Konvensi ILO 190 yang telah dikerjakan dan dijalankan oleh
masing-masing serikat pekerja.
Workshop ini diikuti perwakilan dari serikat pekerja/serikat buruh
afiliasi dari Public Services International
(PSI) yaitu FSP FARKES R, SP PLN Persero,
PP-IP, SP PJB, dan SP Angkasa Pura 1, FSPM afiliasi dari International Union of Food,
Agricultural, Hotel, Restaurant, Catering, Tobacco and Allied Workers’
Associations (IUF), afiliasi dari International Federation of
Journalists (IFJ) yaitu AJI dan SINDIKASI, liliasi The International Transport Workers’ Federation (ITF) SPDT-FSPMI, SP KA dan KPI. Hadir juga teman-teman dari
serikat buruh perkebunan sawit yaitu SERBUSAKA dan SERBUNDO. Para pemimpin
dalam serikat pekerja ini bersama-sama menyusun rencana aksi advokasi untuk
mendorong ratifikasi Konvensi ILO 190, yang bertujuan untuk menghapus kekerasan
dan pelecehan di dunia kerja.
WORKSHOP RATIFIKASI KONVENSI ILO 190 |
Salah satu momen penting dalam workshop ini akan
hadir Norman Grecia, perwakilan PSI dari Filipina, yang akan berbagi pengalaman
sukses serikat buruh di negaranya dalam mengadvokasi ratifikasi Konvensi ILO
190. Filipina telah berhasil mendorong pemerintahnya untuk meratifikasi
konvensi ini diawal tahun ini, dan pengalaman mereka diharapkan dapat menjadi
inspirasi bagi serikat buruh di Indonesia. Keberhasilan advokasi di Filipina tidak
terlepas dari kerja sama dan solidaritas antara serikat buruh dalam menguatkan
posisi tawar untuk perlindungan hukum yang lebih baik.
Gerakan perempuan buruh di seluruh dunia telah
berjuang keras untuk menciptakan standar perburuhan internasional yang dapat melindungi
pekerja dari kekerasan dan pelecehan di dunia kerja. Usaha ini membuahkan hasil
dengan disahkannya Konvensi ILO nomor 190 pada 100 tahunnya ILO tahun 2019.
Konvensi ini mewajibkan negara-negara yang meratifikasinya untuk menerapkan
mekanisme pencegahan, penanganan, dan perlindungan bagi pekerja dari segala
bentuk kekerasan dan pelecehan di dunia kerja. Penjelasan Endang Wahyuningsih
dari DPP FSP KEP Ketua Bidang
Pemberdayaan Perempuan yang ikut dalam Workshop Rencana Kerja Bersama
Ratifikasi Konvensi ILO 190.
Saat ini, sebanyak 44 negara di dunia telah meratifikasi Konvensi ILO 190. Indonesia, dengan jumlah pekerja yang mencapai hampir 150 juta orang, juga harus mendorong pemerintah untuk segera meratifikasi konvensi ini. Workshop ini adalah langkah awal yang penting. Pemimpin perempuan dari berbagai serikat pekerja ini berkumpul untuk menyusun peta jalan advokasi. Rencana aksi ini untuk mendorong ratifikasi Konvensi ILO 190 di Indonesia, dengan tujuan menciptakan dunia kerja yang lebih nyaman, aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan dan pelecehan. Ratifikasi Konvensi ILO 190 bukan hanya penting untuk melindungi pekerja saat ini, tetapi juga untuk generasi pekerja yang akan datang.[Red]