ALUANSI BURUH JAWA TENGAH SERAHKAN KONSEP PENGUPAHAN 2025 |
Semarang | Mediafspkep.Aliansi Buruh Jawa Tengah (ABJaT) menyerahkan langsung konsep pengupahan Jawa Tengah Tahun 2025 kepada Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana. Penyerahan tersebut disela-sela acara Dialog Sosial Ketenagakerjaan di Hotel Front One HK Resort Simpang Lima, Jalan Kesambi, Kota Semarang (16/10).
Dialog Sosial Ketenagakerjaan yang yang selenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengundang seluruh serikat pekerja/serikat buruh yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Turut hadir juga dari unsur pengusaha (Apindo), Kadin dan PHRD Jateng.
Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh buruh untuk menyampaikan uneg-unegnya. Salah satu peserta, Zainudin Ketua DPD FSP KEP KSPI Jawa Tengah menuturkan: “Kami mengkritik pemerintah Provinsi Jawa Tengah bahwa upah murah dipergunakan untuk kampanye dalam menarik investasi masuk ke Jawa Tengah. Hal itu sangat menyakitkan bagi kaum buruh. Korupsi, birokrasi, stabilitas keamanan dan politik, faktor utama penghambat investasi bukan soal upah. Justru dengan upah yang cukup akan dapat mempengaruhi naiknya daya beli”.
Sementara itu Aulia Hakim Ketua DPW FSPMI Jawa Tengah yang sekaligus anggota Presidium Aliansi ABJaT menegaskan bahwa: “Upah merupakan persoalan fundamental bagi buruh. Bahwa permasalahan upah itu ada tiga yaitu hidup layak, daya beli dan disparitas. Dalam kesempatan ini ijinkan kami menyerahkan konsep pengupahan Jawa Tengah Tahun 2025 dari ABJaT kepada Bapak Pj. Gubernur. Konsep ini merupakan terobosan yang haruis diambil pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menuju terwujudnya kesejahteraan buruh dan meminimalisir disparitas”.
“Dalam konsep ini kami cantumkan Kebutuhan Hidup Layak menjadi pertimbangan dalam menetapkan UMP dan UMK Tahun 2025. Kami mengusulkan UMP Jawa Tengah 2025 sebesar Rp. 2.596.700 naik sebesar Rp. 559.753 atau 27.48% dari UMP Tahun 2024 sebesar Rp. 2.036.947. Perhitungan yang sama juga diterapkan dalam menetapan UMK di seluruh Kabupaten/Kota”, tambahnya.
Menanggapi masukan dan usulan dari buruh, Nana Sudjana Pj. Gubernur Jawa Tengah menyampaikan kesepahamannya terhadap persoalan yang dihadapi buruh. Nana Sudjana juga menegaskan bahwa antara pemerintah dan buruh sebenarnya sama-sama berkeinginan untuk terus menurunkan angka kemiskinan di Jawa Tengah.
“Antara pengusaha dan buruh ada hubungan simbiosis mutualis, keduanya adalah satu keluarga besar. Harus saling menjaga bersama bersinergi mewujudkan kesejahteraan pekerja sehingga angka kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah dapat semakin turun prosentasenya. Kami berterima kasih, menerima kritikan buruh dan masukan konsep pengupahan yang diserahkan Aliansi Buruh Jawa Tengah. Konsep tersebut akan kami pelajari dan kami sampaikan juga kepada Kemnaker di Jakarta”, jelasnya.
Aliansi Buruh Jawa Tengah (ABJaT) merupakan merupakan gabungan dari banyak elemen masyarakat Jawa Tengah yang mempunyai kepedulian terhadapo kaum buruh. Didalamnya ada serikat pekerja/serikat buruh dari KSPI dan lainnya. FSPMI, FSP KEP, FSP FARKES Reformasi, FSPIP, FSP ASPEK Indonesia, SB SEMAR Grobogan sebagian serikat yang ada dalam Aliansi ABJaT. [ Zai ]