Senarang, Fspkep.id | Ormas Lindu Aji yang dikenal aktif di bidang olahraga dan sosial kemanusiaan kembali menunjukkan kepedulian sosialnya melalui kegiatan bakti sosial dan kunjungan solidaritas yang digelar oleh Lambangrojo—wilayah Lindu Aji Kota Semarang yang mencakup Mijen, Boja, Limbangan, dan Singorojo—pada Ahad (25/5) sore hingga malam hari.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari rencana yang dibahas dalam tahlil dan manakib rutin sebelumnya. Dimulai bakda asar, puluhan anggota Lindu Aji Lambangrojo mendatangi Panti Asuhan Safinatun Najah di Ngadirgo, Mijen, Kota Semarang untuk menyalurkan santunan kepada anak-anak yatim. Santunan diserahkan langsung kepada pengurus panti dan diteruskan kepada para penerima.

Koordinator Lambangrojo, Andi Setiawan, yang juga merupakan salah satu inisiator Aliansi Buruh Jawa Tengah (ABJaT), turut hadir dan memimpin jalannya kegiatan. Ia menegaskan bahwa semangat solidaritas dalam gerakan buruh menjadi inspirasi utama dalam membangun persaudaraan di lingkungan ormas.
“Gerakan buruh itu mengajarkan bagaimana solidaritas bisa menjadi alat perjuangan. Semangat itulah yang kami bawa ke Lindu Aji Lambangrojo,” ujar Andi.
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Gus Ikhsan, pembimbing kajian dan kegiatan keagamaan di Lambangrojo. Ia mendampingi jalannya bakti sosial sekaligus memberi penguatan spiritual kepada para anggota.

“Terharu juga melihat kekompakan kawan-kawan Lambangrojo. Apalagi Mas Andi melakukan kegiatan ini karena niatan ibadah, sebagaimana para pejuang buruh yang membela kaum tertindas,” ungkap Gus Ikhsan. Ia juga menyampaikan apresiasi atas cara Andi mengemas kegiatan keagamaan secara inklusif dan tidak menggurui. “Inline, cara beliau menyampaikan sejalan dengan semangat dakwah yang lembut,” tambahnya.
Usai dari panti asuhan, rombongan melanjutkan kunjungan ke rumah keluarga almarhum Jarot—yang meninggal beberapa hari lalu—dan ke rumah almarhum Listiyono alias Poyong yang telah wafat beberapa tahun lalu. Kunjungan ini dimaksudkan untuk menjaga silaturahim sekaligus memberikan penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Selain bentuk penghiburan, ini bagian dari aksi solidaritas yang kami pelajari dari gerakan buruh. Kita hadir untuk saling menguatkan,” pungkas Andi.
Seluruh rangkaian kegiatan berakhir menjelang waktu isya, meninggalkan kesan mendalam akan pentingnya kepedulian, kebersamaan, dan nilai kemanusiaan dalam gerak langkah organisasi masyarakat.[ win ]
Leave a Reply