Cilegon, 19 Juni 2025 — Di saat puluhan buruh PT Bungasari Flour Mills Indonesia masih menjalankan aksi mogok kerja yang sah secara konstitusional, manajemen perusahaan justru menggelar Bungasari Culture Festival di dalam area mogok kerja. Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan (SPKEP) menyebut langkah ini sebagai bentuk “cultural washing” upaya menutupi konflik hubungan industrial lewat panggung budaya.
Poin-Poin UtamaFestival di Tengah Mogok
➤ Manajemen tetap melaksanakan berbagai pertunjukan seni dan musik meski mengetahui buruh sedang berjuang menuntut hak normatif dan penghentian praktik union busting.Kecaman Serikat Pekerja.
➤ Ketua DPC FSPKEP Kota Cilegon menilai acara tersebut tidak peka dan mengabaikan penderitaan buruh serta menciptakan “ilusi harmoni palsu” di tengah eskalasi konflik.Dugaan Manuver Politik.
➤ Serikat menduga festival dipakai untuk mengalihkan sorotan publik dan media dari dugaan pelanggaran ketenagakerjaan yang sedang diperiksa pengawas Disnaker.Tuntutan Konkret.
➤ Penyidikan independen, netralitas aparat, dan dialog terbuka tanpa intimidasi menjadi tiga tuntutan utama serikat.
Pernyataan Resmi Ketua DPC Fspkep Kota Cilegon “Ini festivalisasi penindasan. Bungasari mencoba menutup luka buruh dengan pertunjukan budaya dan musik. Sementara di balik panggung, hak-hak pekerja diremukkan,” tegas abah Rudi Syahrudin, Kamis (19/6).
Serikat juga menambahkan bahwa gelaran budaya ini sama sekali bukan kegiatan netral, melainkan manuver untuk meredam aksi dan membangun citra perusahaan yang kondusif di hadapan investor serta regulator.
Kritik terhadap Kepolisian: Pembiaran Potensi KonflikSerikat Pekerja juga mengkritik keras pihak kepolisian yang dianggap melakukan pembiaran terhadap potensi konflik horizontal.
Lokasi pelaksanaan Bungasari Culture Festival berada tepat di depan gerbang utama PT Bungasari, yang merupakan area konsentrasi aksi mogok kerja. Ketidakjelasan pengaturan ruang ini menciptakan risiko gesekan di lapangan.
“Kami menilai aparat kepolisian tidak menjalankan fungsi pengamanan secara netral. Justru dengan membiarkan dua aktivitas bertentangan berlangsung di titik yang sama, aparat ikut membuka celah konflik yang bisa diprovokasi,” ujar ketua puk spkep bungasari.
Lebih dari itu, serikat juga menyoroti adanya standar ganda dalam prosedur perizinan. Setiap hari, DPC FSPKEP Kota Cilegon harus mengajukan izin unjuk rasa (Unras) harian secara terpisah, sementara izin kegiatan Bungasari Culture Festival bisa langsung dikeluarkan untuk durasi tujuh hari berturut-turut. Ini mencerminkan perlakuan yang tidak adil dan berat sebelah, serta menunjukkan keberpihakan aparat terhadap pengusaha.
Tuntutan Serikat Pekerja
1. Audit & Investigasi Independen — Meminta Kementerian Ketenagakerjaan dan Dewan Pengawas Ketenagakerjaan turun tangan menyelidiki pelaksanaan festival di tengah mogok kerja.
2. Netralitas Pemerintah & Kepolisian — Menuntut aparat tidak menjadi “tameng budaya” yang justru merepresi kebebasan berserikat, dan menghentikan praktik pembiaran yang berisiko memecah solidaritas di lapangan.
3. Dialog Terbuka — Mendesak manajemen menghentikan semua bentuk intimidasi dan membuka ruang perundingan substantif dengan serikat.

YAASINAN 7x JADI RUTINITAS MOGOK KERJA DI BAWAH TEKANAN
Di tengah situasi itu, para buruh justru memperkuat konsolidasi moral dan spiritual dengan menggelar Yaasinan sebanyak 7 kali setiap harinya sebagai bagian dari rutinitas aksi.Doa kolektif ini menjadi simbol kekuatan ruhani yang mengiringi keteguhan sikap kolektif buruh. Mereka percaya, perjuangan tak hanya butuh massa, tetapi juga restu langit.Ajakan Solidaritas PublikSerikat pekerja menyerukan media, akademisi, organisasi masyarakat sipil, dan netizen untuk tidak terjebak dalam pencitraan budaya semu.
Di balik panggung megah festival, ada jeritan buruh yang tak didengarkan.Budaya yang sejati adalah budaya yang berpihak pada kemanusiaan, keadilan, dan martabat kerja. Festival tidak boleh dijadikan alat penutup luka. Serikat pekerja akan terus berdiri di garis depan perjuangan — meski ditutupi musik dan panggung kebohongan. [Red]
Leave a Reply