Konferensi Otomotif Dunia Di Pune: Mengorganisasi Masa Depan Pekerjaan dan Pendekatan Responsif Gender Terhadap Industri Otomotif

Pune, India – Fspkep.id | Konferensi otomotif dunia IndustriALL berakhir di Pune, Maharashtra India pada 4 sampai dengan 6 Maret 2025, diskusi difokuskan pada dua isu penting: memperkuat strategi pengorganisasian dan memastikan transformasi responsif gender di sektor otomotif.

Pengorganisasian di Industri otomotif untuk membangun kekuatan pekerja
Para pemimpin serikat pekerja dari seluruh dunia berbagi kisah-kisah hebat tentang perlawanan, kemenangan, dan pelajaran yang dipetik dari kampanye pengorganisasian di Malaysia, Kenya, India, Jerman, Maroko, Mesir, dan Swedia. Penghancuran serikat pekerja tetap menjadi ancaman besar, tetapi melalui kampanye strategis dan solidaritas internasional, para pekerja melawan balik.

Riska Septiana Perwakilan dari FSPKEP KSPI (Indonesia)

Poin-poin utama yang dibahas pada pertemuan terakhir :

  1. Kampanye lapangan dan keterlibatan pekerja secara langsung adalah kunci keberhasilan pengorganisasian.
  2. Koordinasi kalender perundingan secara global—seperti penyelarasan berakhirnya UAW pada Mei 2028—dapat meningkatkan pengaruh serikat pekerja.
  3. Solidaritas internasional sangat penting—dukungan dari jaringan serikat pekerja global memperkuat kampanye nasional.

Pendekatan yang responsif gender terhadap industri otomotif.

Transformasi di sektor otomotif tidak boleh meninggalkan perempuan. Sesi hari ini difokuskan pada strategi untuk meningkatkan representasi perempuan dalam serikat pekerja, menutup kesenjangan upah gender, dan memastikan kebijakan tempat kerja mendukung kesetaraan gender.

Peserta Konferensi Otomotif dari Berbagai Negara

Komitmen utama :

  1. Serikat pekerja harus menyesuaikan strategi komunikasi dan pengorganisasian mereka agar lebih inklusif terhadap perempuan.
  2. Perundingan bersama harus mengatasi kekerasan dan pelecehan berbasis gender (GBVH), kontrak yang tidak aman, dan upah yang adil.
  3. Lebih banyak perempuan perlu menduduki peran kepemimpinan serikat pekerja—pembagian kekuasaan yang nyata adalah kunci perubahan jangka panjang.

“Jika kita ingin perempuan merasa dilibatkan dalam serikat pekerja, kita harus mengubah cara kita berkomunikasi dan terlibat dengan mereka,” kata salah satu peserta.

Sesi Photo Bersama Riska Septiana (FSPKEP) dkk

Melihat ke depan: Langkah & rencana aksi berikutnya

Pada sesi terakhir, Christine Olivier, Jason Wade, dan Ashutosh Bhattacharya menekankan perlunya pengorganisasian yang lebih kuat, strategi transisi yang adil, dan kolaborasi serikat pekerja global untuk membela hak-hak pekerja.

“Jalan ke depan penuh tantangan, tetapi melalui solidaritas dan tekad, serikat pekerja akan terus membangun kekuatan pekerja lintas batas dan membentuk masa depan industri otomotif.”

Pada penutupan konferensi ini, satu pesan yang jelas: pekerja tidak akan tertinggal dalam transformasi industri. Perjuangan untuk pekerjaan yang layak, upah yang adil, dan serikat pekerja yang kuat terus berlanjut.[Ridwan]

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *