Di Bawah Hujan Deras, Buruh Bungasari Gelar Doa Yaasin Lima Kali: Perlawanan Spiritual Melawan PHK Masal

Cilegon, 18 Juni 2025 — Hujan deras yang mengguyur kawasan industri PT Bungasari Flour Mills Indonesia tak menyurutkan semangat perjuangan buruh.

Di bawah tenda darurat, guyuran langit yang kelabu dan disertai angin kencang, Serikat Pekerja Kimia, Energi, dan Pertambangan (SP KEP) Bungasari menggelar doa bersama, membacakan Surat Yasin sebanyak lima kali sebagai simbol perlawanan spiritual di tengah badai union busting dan PHK massal yang kian brutal.

Di tengah tekanan psikologis, ancaman politik, dan serangan manajemen, aksi doa ini menjadi pernyataan sikap: bahwa perjuangan buruh tak hanya mengandalkan kekuatan massa, tapi juga kekuatan iman dan solidaritas.PHK Massal:

Serangan Balik Terhadap Hak Mogok KerjaSituasi di PT Bungasari kian memburuk. Per 15 Juni 2025, seluruh peserta mogok kerja telah dipecat secara sepihak oleh manajemen. Surat PHK dikirimkan bertahap kepada hampir seluruh buruh yang terlibat dalam aksi damai yang sah secara konstitusional.

Langkah ini dipandang sebagai bentuk balas dendam terhadap aksi mogok, sekaligus pelanggaran berat terhadap Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan UU Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja.

“Pemutusan hubungan kerja ini bukan sekadar konflik internal perusahaan. Ini adalah preseden buruk bagi gerakan buruh nasional. Hak mogok kerja adalah hak dasar, bukan pelanggaran,” Tegas Sabrawi, Sekretaris DPC Fspkep Kota Cilegon.

Mogok Kerja Diperpanjang Hingga 26 Juni: Perlawanan Belum UsaiMenanggapi PHK sepihak, serikat pekerja memperpanjang aksi mogok hingga 26 Juni 2025. Konsolidasi aksi kini berskala nasional, didukung oleh FSPKEP-KSPI dan diperkuat pendampingan hukum dari LBH KEP Jakarta.

Aksi ini tidak hanya menjadi ajang pembelaan hak pekerja Bungasari, tapi juga simbol perlawanan buruh terhadap praktik pemberangusan serikat secara sistematis di Indonesia.

Doa bersama Buruh Cilegon

Doa Bukan Sekadar Simbol: Ini Adalah Sikap

Pembacaan Surat Yasin Lima kali di bawah hujan deras adalah bentuk penguatan moral dan spiritual yang menggetarkan. Ini adalah suara diam yang menggema lebih keras dari teriakan: bahwa buruh tak tunduk, tak takut, dan tak akan menyerah.

“Doa kami bukan tanda menyerah. Ini adalah kekuatan, karna di atas kekuasaan masih ada yang lebih maha kuasa. Di tengah badai, kami masih berdiri. Karena kami percaya: buruh bersatu, tak bisa dikalahkan,” ujar Lalan jaelani Korlap aksi Unras.

Bungasari Jadi Cermin Wajah Buram Hubungan Industrial

Kasus PT Bungasari menjadi potret buram wajah hubungan industrial di Indonesia hari ini: ketika mogok kerja dibalas dengan pemecatan massal, ketika serikat justru diperlakukan sebagai ancaman, bukan mitra.Apa yang terjadi di Bungasari bukan hanya urusan segelintir buruh.

Ini adalah alarm bagi semua pihak: bahwa kebebasan berserikat, hak untuk mogok, dan jaminan kerja layak sedang dalam bahaya. [Red]

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *