KSPI dan APHEDA Siap Kampanye Nasional Anti-Asbes: Perlindungan Kesehatan Kerja Jadi Prioritas

Jakarta, Fspkep.id | Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) hari ini menerima kunjungan resmi dari Union Aid Abroad – APHEDA, sebuah organisasi non-pemerintah dari gerakan serikat buruh Australia yang bergerak di bidang keadilan global. Pertemuan yang berlangsung di Kantor KSPI ini membahas rencana strategis kampanye nasional anti-asbes untuk dua tahun ke depan (2025–2026).

Delegasi APHEDA diwakili oleh Philip Hazelton dan Adam, sementara dari KSPI hadir Sekretaris Jenderal Ramidi, Wakil Presiden KSPI Hubungan Luar Negeri Prihanani, Wakil Presiden KSPI Bidang Informasi dan Komunikasi Kahar S Cahyono, Rusmiatun sebagai PIC Pendidikan KSPI, serta Dimas P Wardhana, Wakil Sekretaris Jenderal KSPI bidang Infokom.

KSPI dan APHEDA mengadakan pertemuan untuk Persiapan Kampanye Anti Asbes

Dalam diskusi tersebut, terungkap bahwa penggunaan asbes di Indonesia masih cukup tinggi, terutama di sektor konstruksi dan manufaktur. Padahal, menurut WHO, paparan asbes dapat menyebabkan sedikitnya lima jenis kanker, termasuk kanker paru-paru dan mesothelioma. Bahaya asbes bahkan dapat menjangkau radius 1 km dari lokasi pabrik pengolahan.

“Banyak masyarakat dan bahkan pekerja belum memahami secara utuh efek mematikan dari asbes,” ujar Philip Hazelton.

Oleh karena itu, program kampanye ini akan difokuskan pada peningkatan kesadaran publik melalui media, pelabelan produk, serta penyebaran materi edukatif dan kampanye berbasis komunitas.

Australia sendiri sudah menetapkan target untuk sepenuhnya bebas asbes sebelum tahun 2060, dan telah memiliki hari khusus kampanye anti-asbes setiap minggunya.

APHEDA berharap Indonesia dapat mengikuti langkah serupa.Program ini merupakan bagian dari inisiatif regional APHEDA yang mencakup 14 negara di Asia Pasifik, termasuk Indonesia dan Malaysia.

APHEDA juga dijadwalkan kembali ke Indonesia pada Agustus 2025 untuk memperkuat pelaksanaan program.Industri pengguna asbes di Indonesia cukup sensitif karena sebagian besar bahan baku masih diimpor dari Rusia — salah satu produsen utama asbes dunia yang tengah menentang upaya global untuk menghentikan penggunaannya.

Meski begitu, APHEDA dan KSPI sepakat bahwa keselamatan dan kesehatan kerja harus menjadi prioritas utama.Kampanye media dan advokasi publik direncanakan mulai diluncurkan pada bulan September 2025, dengan dukungan serikat buruh dan jaringan organisasi masyarakat sipil.

“Keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian tak terpisahkan dari perjuangan buruh. KSPI berkomitmen untuk mendorong Indonesia bebas asbes demi melindungi pekerja dan masyarakat secara luas,” tegas Ramidi, Sekretaris Jenderal KSPI. [Red]

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *