Gresik, Fspkep.id I Oktober 2025 — Sosok Eko Windrianto, Ketua Relawan Semar (Semangat Masyarakat Relawan) Kabupaten Gresik, dikenal sebagai figur yang selalu berada di garis depan setiap kali bencana melanda. Dengan semangat kemanusiaan yang tinggi, Eko dan timnya telah terjun membantu masyarakat di berbagai situasi darurat, mulai dari banjir, kebakaran, hingga tanah longsor.
Dalam wawancaranya, Eko mengungkapkan bahwa menjadi relawan bukan hanya soal tenaga dan waktu, tetapi juga ketulusan hati.
“Kami tidak bisa memilih kapan bencana datang. Kadang malam hari, kadang saat kami sedang bersama keluarga. Tapi begitu ada kabar, kami harus segera berangkat,” ujar Eko dengan nada tegas namun penuh empati.
Suka: Solidaritas dan Kepuasan Batin
Menurut Eko, hal paling berharga dari menjadi relawan adalah melihat senyum dan rasa lega dari warga yang tertolong.
“Saat melihat masyarakat bisa kembali tersenyum setelah kehilangan harta benda, di situlah letak kebahagiaan kami. Tidak ternilai dengan apapun,” ujarnya.
Kebersamaan antarrelawan juga menjadi kekuatan utama. Dalam setiap penugasan, mereka saling mendukung, berbagi logistik, hingga saling menjaga di tengah situasi berisiko. “Kami sudah seperti keluarga besar. Di lapangan, rasa lelah hilang karena kami bekerja dengan hati,” tambahnya.
Duka: Tantangan di Lapangan dan Minimnya Fasilitas
Namun, di balik semangat itu, banyak tantangan yang harus dihadapi. Eko tak menampik bahwa minimnya peralatan dan dukungan logistik sering kali menjadi kendala.
“Kadang kami harus menembus banjir tanpa perlengkapan memadai. Ada juga momen di mana akses jalan terputus, tapi kami tetap harus menjangkau warga,” jelasnya.
Selain fisik, tantangan mental juga besar. Relawan harus kuat menghadapi situasi menyedihkan, seperti menemukan korban jiwa atau melihat keluarga yang kehilangan tempat tinggal. “Kami harus tegar, walau kadang hati kami ikut tersayat,” tuturnya lirih.
Dedikasi Tanpa Batas
Meski demikian, Eko Windrianto menegaskan bahwa semua suka dan duka itu adalah bagian dari panggilan jiwa. Ia berharap semakin banyak masyarakat yang peduli dan mau bergabung dalam kegiatan kemanusiaan.
“Bersama, kita bisa lebih cepat membantu dan meringankan penderitaan sesama. Relawan bukan pekerjaan, tapi bentuk pengabdian,” pungkasnya.
Melalui dedikasi dan semangatnya, Eko Windrianto terus menjadi inspirasi bagi masyarakat Gresik dan sekitarnya dalam membangun solidaritas kemanusiaan di tengah tantangan bencana.[Red]
Leave a Reply